TUGAS MAKALAH ASUHAN
KEPERAWATAN JIWA DENGAN KECEMASAN
OLEH : KELOMPOK 5
ANGGOTA :
1. LENTRA GEOTIRA SYARA
2. RAHMI KHAIRUNNISA
3. RIZKI KURNIA ISTI
4. LUSI REFNI
5. SHINTYA AZI ARMA
6. RIESNAINI LAILA
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses
keperawatan adalah metoda ilmiah yang digunakan dalam memberikan asuhan
keperawatan klien pada semua tatanan pelayanan kesehatan. Kecemasan atau anxiety adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia
memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang
melakukan tindakan untuk mengatasi ancaman.
Kecemasan akan membuat seseorang tidak merasa nyaman, karena dapat
mengganggu aktivitas individu itu sendiri. Adapun jenis dapat teratasi dengan
sendirinya, contohnya cemas ringan, sedang cemas yang berkepanjangan yang
bahkan tidak jelas lagi kaitannya dengan suatu faktor penyebab atau pencetus
tertentu dapat menjadi pertanda gangguan kejiwaan yang dapat menyebabkan
hambatan dalam berbagai segi dan kemampuan fungsi sosial penderitanya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa itu kecemasan/ansietas ?
2.
Apa saja etiologi kecemasan/ansietas ?
3.
Apa saja manifestasi kecemasan/ansietas ?
4.
Bagaimana rentang respon kecemasan/ansietas ?
5.
Apa saja tingkat kecemasan/ansietas ?
6.
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien
kecemasan/ansietas ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
Adapun tujuan umum dari penulisan
makalah ini yaitu untuk mengetahui :
1.
Pengertian kecemasan/ansietas
2.
Etiologi kecemasan/ansietas
3.
Manifestasi kecemasan/ansietas
4.
Rentang respon kecemasan/ansietas
5.
Tingkat kecemasan/ansietas
6.
Asuhan keperawatan pada pasien kecemasan/ansietas
1.3.2 Tujuan khusus :
Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa dan
mendapatkan nilai yang maksimal dan memuaskan untuk matakuliah keperawatan jiwa
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Menurut Lynn
S.Bickley (2009) “ kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi pada keadaan
sakit, pengobatan, dan sistem perawatan kesehatan itu sendiri, bagi sebagian
pasien kecemasan merupakan saringan terhadap persepsi dan reaksi mereka, bagi
sebagian lainnya kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit yang dideritanya.”
Kecemasan adalah ketegangan, rasa
tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang
tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal
dari dalam (DepKes RI, 1990).
Kecemasan dapat didefininisikan suatu
keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari
kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal
(Stuart and Sundeens, 1998).
Kecemasan mungkin hadir pada beberapa tingkat dalam kehidupan
setiap individu, tetapi derajat dan frekuensi dengan yang memanifestasikan
berbeda secara luas. Respon masing-masing individu memiliki kecemasan berbeda.
Tepi emosional yang memprovokasi kecemasan untuk merangsang kreativitas atau
kemampuan pemecahan masalah, yang lainnya dapat menjadi bergerak ke tingkat
patologis. Perasaan umumnya dikategorikan menjadi empat tingkat untuk tujuan
pengobatan: ringan, sedang, berat, dan panik. Perawat dapat menemukan pasien
cemas di mana saja di rumah sakit atau lingkup masyarakat.
Beberapa
teori membagi kecemasan menjadi empat tingkatan:
·
Kecemasan Ringan
Kecemasan
ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan persepsi meningkat . Kecemasan dapat
memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
·
Kecemasan sedang
Pada tingkat
ini bidang persepsi lingkungan menurun. Dan setiap Individu lebih fokus
terhadap malah penting pada saat itu dan mengesampingkan hal-hal lain. Sehingga
seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang
lebih terarah.
·
Kecemasan berat
Pada tahap
ini Individu cenderung memikirkan sesuatu yang sangat kecil dan membesar
besarkanya dan mengabaikan hal-hal lain. Individu tidak mampu berpikir
realistis dan membutuhkan banyak arah, dalam rangka untuk berkonsentrasi pada
masalah lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang
tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suat masalah
lain.
·
Panik
Pada tahap
ini adalah persepsi yang sangat sempit , sehingga individu tidak bisa lagi
mengendalikan diri dan tidak bisa berbuat apa-apa, meskipun diberi pengarahan /
tuntutan. Dalam keadaan panik, aktivitas motorik meningkat, penurunan kemampuan
untuk berinteraksi dengan orang lain tidak ada dan hilangnya pemikiran rasional.
Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus
menerus dan dalam waktu yang lama , dapat terjadi kelelahan yang sangat dan
bahkan kematian.
Rentang respon ansietas :
Respon adaptif Respon
maladaptif
Antisipasi ringan sedang berat panik
2.2 ETIOLOGI / PENYEBAB
Menurut Sylvia
D.Elvira (2008 : 11) adalah sebagai berikut :
Ada beberapa
faktor yang menyebabkan kecemasan , antara lain faktor organbiologi, faktor
psikoedukatif. Faktor organbiologi adalah ketidakseimbangan zat kimia pada otak
yang disebut neurotransmitter yang disebabkan karena kurangnya oksigen. Faktor
psikoedukatif adalah faktor faktor psikologi yang berpengaruh terhadap
perkembangan kepribadian seseorang, baik hal yang menentramkan, menyenangkan
dan menyedihkan.
2.3 TANDA DAN GEJALA KECEMASAN
•
Respons fisik :
Kardiovaskular
: palpitasi, jantung bedebar, tekanan darah meninggi, denyut nadi cepat
Pernafasan : napas
cepat, napas pendek, tekanan pada dada, napas dangkal, pembengkakan pada
tenggorokan, terengah engah
Neuromuskular : refleks
meningkat, insomnia, tremor, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, kaki goyah,
gerakan yang janggal
Gastrointestinal :
anoreksia, diare/konstipasi, mual, rasa tidak nyaman pd abdomen
Traktur urinarius : sering
berkemih dan tidak dapat menahan kencing
Kulit :
wajah kemerahan, berkeringat, gatal, rasa panas pd kulit
•
Respons Kognitif :
Lapang
persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang luar, berfokus pada apa yang
menjadi perhatiannya
•
Respons Perilaku :
Gerakan
tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan tidak aman
•
Respons Emosi :
Menyesal,
iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan,
ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran
meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan,
distressed, khawatir, prihatin
2.4 PENATALAKSANAAN KECEMASAN
Menurut
Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahaan dan terapi
memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup
fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius.
Selengkpanya seperti pada uraian berikut :
1. Upaya
meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
a. Makan makanan
yang berigizi dan seimbang
b. Tidur yang
cukup
c. Olahraga yang
teratur
d. Tidak merokok
dan tidak minum minuman keras
2. Terapi
psikofarmaka
Terapi psikofarmaka
yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti
diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan
alprazolam.
3. Terapi
somatik
Gejala atau
keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat dari
kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik
(fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang
bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi
diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
a. Psikoterapi
suportif
b. Psikoterapi
re-edukatif
c. Psikoterapi
re-konstruktif
d. Psikoterapi
kognitif
e. Psikoterapi
psikodinamik
f. Psikoterapi
keluarga
5. Terapi
psikoreligius
Untuk
meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan kekebalan dan daya
tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan stressor
psikososial.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KECEMASAN
3.1 PENGKAJIAN
Faktor
presdiposisi
a. Biologi
Model biologis menjelaskan bahwa ekpresi emosi melibatkan struktur anatomi
di dalam otak (Fortinash, 2006). Aspek biologis yang menjelaskan gangguan ansietas adalah adanya
pengaruh neurotransmiter. Tiga neurotransmiter utama yang
berhubungan dengan ansietas adalah norepineprin, serotonin dan
gamma-aminobutyric acid (GABA).
b. Psikologis
Stuart dan Laraia (2005) menjelaskan bahwa aspek psikologis memandang
ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian
yaitu id dan superego. Menurut Tarwoto dan Wartonah (2003), maturitas individu, tipe kepribadian
dan pendidikan juga mempengaruhi tingkat ansietas seseorang. Suliswati, dkk., (2005) memaparkan bahwa ketegangan dalam kehidupan yang
dapat menimbulkan ansietas diantaranya
adalah peristiwa traumatik individu baik krisis perkembangan maupun situasional
seperti peristiwa bencana, konflik emosional individu yang tidak terselesaikan
dengan baik, konsep diri terganggu.
c.
Sosial budaya
Suliswati, dkk., (2005) menerangkan bahwa riwayat gangguan ansietas dalam
keluarga akan mempengaruhi respon individu dalam berespon terhadap konflik dan
cara mengatasi ansietas. Tarwoto dan Wartonah (2003) memaparkan jika sosial
budaya, potensi stres serta lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi
terjadinya ansietas.
Stressor
pencetus
Stressor pencetus
munkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor pencetus dapat
dikelompokkan dalam dua kategori antara lain :
·
Ancaman
terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau
menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari hari.
·
Ancaman
terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang
terintegrasi seseorang.
3.2 NANDA NIC NOC
NO
|
NANDA
|
NOC
|
NIC
|
1
|
Ansietas
|
Tingkat
Kecemasan
Kriteria Hasil :
·
Kegelisahan
·
Distress
·
Susah berkonsentrasi
·
Serangan panik
·
Kecemasan secara lisan
·
Peningkatan tekanan darah
·
Berkeringat
·
Penarikan diri
·
Gangguan tidur
·
Pola makan berubah
Kontrol Kecemasan
Kriteria Hasil :
·
Monitor intensitas cemas
·
Hapuskan tanda cemas
·
Gunakan strategi koping yang efektif
·
Gunakan tekhnik relaksasi untuk mengurangi cemas
·
Pertahankan tidur yang adekuat
·
Kontrol respon cemas
|
Penurunan
Kecemasan
Aktivitas :
·
Tenangkan pasien
·
Anjurkan keluarga untuk menemani pasien
·
Buat pasien merasa aman
·
Dengarkan dengan penuh perhatian
·
Buat pasien percaya
·
Identifikasi ketika tingkat kecemasan berubah
·
Bantu pasien mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan kecemasan
·
Ajarkan pasien menggunakan tekhnik relaksasi
·
Atur obat untuk menurunkan kecemasan
·
Nilai tanda verbal dan nonverbal dari kecemasan
Tekhnik
Menenangkan
Aktivitas :
·
Pertahankan kontak mata dengan pasien
·
Pertahankan ketenangan
·
Duduk dan bicara dengan pasien
·
Kurangi atau hapuskan penyebab dari ketakuatan
atau kecemasan
·
Temani pasien
·
Sediakan pengobatan kecemasan
·
Ajarkan pasien metode mengurangi kecemasan
|
2
|
Koping
Tidak Efektif
|
Koping
Kriteria Hasil :
·
Identifikasi pola koping yang efektif
·
Indetifikasi pola koping yang tidak efektif
·
Kontrol verbal
·
Gunakan sistem dukungan pribadi
·
Identifikasi strategi multiple coping
·
Gunakan strategi koping efektif
·
Laporkan penurunan dari perasaan negatif
·
Laporkan peningkatan kenyamanan jiwa
|
Peningkatan
Koping
Aktivitas :
·
Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi gambaran
nyata dari perubahan peran
·
Nilai dan diskusikan respon alternatif untuk
situasi
·
Sediakan suasana yang menerima
·
Evaluasi keputusan membuat kemampuan pasien
·
Anjurkan sedikit demi sedikit penguasaan dari
situasi
·
Anjurkan aktivitas masyarakat dan sosial
·
Akui latar belakang budaya dan spiritual pasien
·
Anjurkan menggunakan sumber spiritual
·
Bantu pasien untuk mengidentifikasi respon
positif dari yang lain
·
Anjurkan pasien untuk identifikasi kelebihan dan
kemampuan pasien
|
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kecemasan dapat didefininisikan suatu
keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari
kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal
(Stuart and Sundeens, 1998).
Kecemasan
mungkin hadir pada beberapa tingkat dalam kehidupan setiap individu, tetapi
derajat dan frekuensi dengan yang memanifestasikan berbeda secara luas. Respon
masing-masing individu memiliki kecemasan berbeda. Tepi emosional yang
memprovokasi kecemasan untuk merangsang kreativitas atau kemampuan pemecahan
masalah, yang lainnya dapat menjadi bergerak ke tingkat patologis.
Kecemasan
terdiri dari beberapa tingkat yaitu ansietas ringan, ansietas sedang, ansietas
berat, dan panik.
4.2 SARAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar