CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 10 April 2014

ASKEP JIWA KECEMASAN



TUGAS MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN KECEMASAN


OLEH : KELOMPOK 5

ANGGOTA :
1.    LENTRA GEOTIRA SYARA                                     
2.    RAHMI KHAIRUNNISA                                          
3.    RIZKI KURNIA ISTI                                                  
4.    LUSI REFNI                                                              
5.    SHINTYA AZI ARMA                                               
6.    RIESNAINI LAILA                                                    
                                   


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang    
Proses keperawatan adalah metoda ilmiah yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan klien pada semua tatanan pelayanan kesehatan. Kecemasan atau anxiety adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang melakukan tindakan untuk mengatasi ancaman.
Kecemasan akan membuat seseorang tidak merasa nyaman, karena dapat mengganggu aktivitas individu itu sendiri. Adapun jenis dapat teratasi dengan sendirinya, contohnya cemas ringan, sedang cemas yang berkepanjangan yang bahkan tidak jelas lagi kaitannya dengan suatu faktor penyebab atau pencetus tertentu dapat menjadi pertanda gangguan kejiwaan yang dapat menyebabkan hambatan dalam berbagai segi dan kemampuan fungsi sosial penderitanya.


1.2 Rumusan Masalah
1.     Apa itu kecemasan/ansietas ?
2.     Apa saja etiologi kecemasan/ansietas ?
3.     Apa saja manifestasi kecemasan/ansietas ?
4.     Bagaimana rentang respon kecemasan/ansietas ?
5.     Apa saja tingkat kecemasan/ansietas ?
6.     Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien kecemasan/ansietas ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui :
1.     Pengertian kecemasan/ansietas
2.     Etiologi kecemasan/ansietas
3.     Manifestasi kecemasan/ansietas
4.     Rentang respon kecemasan/ansietas
5.     Tingkat kecemasan/ansietas
6.     Asuhan keperawatan pada pasien kecemasan/ansietas

1.3.2 Tujuan khusus :
Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa dan mendapatkan nilai yang maksimal dan memuaskan untuk matakuliah keperawatan jiwa ini.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
            Menurut Lynn S.Bickley (2009) “ kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi pada keadaan sakit, pengobatan, dan sistem perawatan kesehatan itu sendiri, bagi sebagian pasien kecemasan merupakan saringan terhadap persepsi dan reaksi mereka, bagi sebagian lainnya kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit yang dideritanya.”
            Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990).
Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).
Kecemasan mungkin hadir pada beberapa tingkat dalam kehidupan setiap individu, tetapi derajat dan frekuensi dengan yang memanifestasikan berbeda secara luas. Respon masing-masing individu memiliki kecemasan berbeda. Tepi emosional yang memprovokasi kecemasan untuk merangsang kreativitas atau kemampuan pemecahan masalah, yang lainnya dapat menjadi bergerak ke tingkat patologis. Perasaan umumnya dikategorikan menjadi empat tingkat untuk tujuan pengobatan: ringan, sedang, berat, dan panik. Perawat dapat menemukan pasien cemas di mana saja di rumah sakit atau lingkup masyarakat.
Beberapa teori membagi kecemasan menjadi empat tingkatan:
·       Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan persepsi meningkat . Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
·       Kecemasan sedang
Pada tingkat ini bidang persepsi lingkungan menurun. Dan setiap Individu lebih fokus terhadap malah penting pada saat itu dan mengesampingkan hal-hal lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
·       Kecemasan berat
Pada tahap ini Individu cenderung memikirkan sesuatu yang sangat kecil dan membesar besarkanya dan mengabaikan hal-hal lain. Individu tidak mampu berpikir realistis dan membutuhkan banyak arah, dalam rangka untuk berkonsentrasi pada masalah lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suat masalah lain.
·       Panik
Pada tahap ini adalah persepsi yang sangat sempit , sehingga individu tidak bisa lagi mengendalikan diri dan tidak bisa berbuat apa-apa, meskipun diberi pengarahan / tuntutan. Dalam keadaan panik, aktivitas motorik meningkat, penurunan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain tidak ada dan hilangnya pemikiran rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus menerus dan dalam waktu yang lama , dapat terjadi kelelahan yang sangat dan bahkan kematian.
Rentang respon ansietas :

Respon adaptif                                                                                               Respon maladaptif
            Antisipasi        ringan                         sedang                                    berat               panik

2.2 ETIOLOGI / PENYEBAB
            Menurut Sylvia D.Elvira (2008 : 11) adalah sebagai berikut :
            Ada beberapa faktor yang menyebabkan kecemasan , antara lain faktor organbiologi, faktor psikoedukatif. Faktor organbiologi adalah ketidakseimbangan zat kimia pada otak yang disebut neurotransmitter yang disebabkan karena kurangnya oksigen. Faktor psikoedukatif adalah faktor faktor psikologi yang berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian seseorang, baik hal yang menentramkan, menyenangkan dan menyedihkan.


2.3 TANDA DAN GEJALA KECEMASAN
        Respons fisik :
Kardiovaskular                      : palpitasi, jantung bedebar, tekanan darah meninggi, denyut nadi cepat
Pernafasan                 : napas cepat, napas pendek, tekanan pada dada, napas dangkal, pembengkakan pada tenggorokan, terengah engah
Neuromuskular          : refleks meningkat, insomnia, tremor, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, kaki goyah, gerakan yang janggal
Gastrointestinal         : anoreksia, diare/konstipasi, mual, rasa tidak nyaman pd abdomen
Traktur urinarius        : sering berkemih dan tidak dapat menahan kencing
Kulit                            : wajah kemerahan, berkeringat, gatal, rasa panas pd kulit
         Respons Kognitif :
Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang luar, berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
         Respons Perilaku :
Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan tidak aman
         Respons Emosi :
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan, ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan, distressed, khawatir, prihatin

2.4 PENATALAKSANAAN KECEMASAN
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahaan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius. Selengkpanya seperti pada uraian berikut :
1.     Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara  :
a.     Makan makanan yang berigizi dan seimbang
b.     Tidur yang cukup
c.      Olahraga yang teratur
d.     Tidak merokok dan tidak minum minuman keras
2.     Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.
3.     Terapi somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
4.     Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
a.     Psikoterapi suportif
b.     Psikoterapi re-edukatif
c.      Psikoterapi re-konstruktif
d.     Psikoterapi kognitif
e.     Psikoterapi psikodinamik
f.       Psikoterapi keluarga
5.     Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan stressor psikososial.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KECEMASAN

3.1 PENGKAJIAN
Faktor presdiposisi
a.     Biologi
            Model biologis menjelaskan bahwa ekpresi emosi melibatkan struktur anatomi di dalam otak (Fortinash, 2006). Aspek biologis yang menjelaskan gangguan ansietas adalah adanya pengaruh neurotransmiter. Tiga neurotransmiter utama yang berhubungan dengan ansietas adalah norepineprin, serotonin dan gamma-aminobutyric acid (GABA).
b.     Psikologis
Stuart dan Laraia (2005) menjelaskan bahwa aspek psikologis memandang ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Menurut Tarwoto dan Wartonah (2003), maturitas individu, tipe kepribadian dan pendidikan juga mempengaruhi tingkat ansietas seseorang. Suliswati, dkk., (2005) memaparkan bahwa ketegangan dalam kehidupan yang dapat menimbulkan  ansietas diantaranya adalah peristiwa traumatik individu baik krisis perkembangan maupun situasional seperti peristiwa bencana, konflik emosional individu yang tidak terselesaikan dengan baik, konsep diri terganggu.
c.      Sosial budaya
Suliswati, dkk., (2005) menerangkan bahwa riwayat gangguan ansietas dalam keluarga akan mempengaruhi respon individu dalam berespon terhadap konflik dan cara mengatasi ansietas. Tarwoto dan Wartonah (2003) memaparkan jika sosial budaya, potensi stres serta lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya ansietas.

Stressor pencetus
            Stressor pencetus munkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori antara lain :
·       Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari hari.
·       Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

3.2 NANDA NIC NOC
NO
NANDA
NOC
NIC
1
Ansietas

Tingkat Kecemasan
Kriteria Hasil :
·           Kegelisahan
·           Distress
·           Susah berkonsentrasi
·           Serangan panik
·           Kecemasan secara lisan
·           Peningkatan tekanan darah
·           Berkeringat
·           Penarikan diri
·           Gangguan tidur
·           Pola makan berubah

Kontrol Kecemasan
Kriteria Hasil :
·           Monitor intensitas cemas
·           Hapuskan tanda cemas
·           Gunakan strategi koping yang efektif
·           Gunakan tekhnik relaksasi untuk mengurangi cemas
·           Pertahankan tidur yang adekuat
·           Kontrol respon cemas
Penurunan Kecemasan
Aktivitas :
·           Tenangkan pasien
·           Anjurkan keluarga untuk menemani pasien
·           Buat pasien merasa aman
·           Dengarkan dengan penuh perhatian
·           Buat pasien percaya
·           Identifikasi ketika tingkat kecemasan berubah
·           Bantu pasien mengidentifikasi situasi yang menimbulkan kecemasan
·           Ajarkan pasien menggunakan tekhnik relaksasi
·           Atur obat untuk menurunkan kecemasan
·           Nilai tanda verbal dan nonverbal dari kecemasan

Tekhnik Menenangkan
Aktivitas :
·           Pertahankan kontak mata dengan pasien
·           Pertahankan ketenangan
·           Duduk dan bicara dengan pasien
·           Kurangi atau hapuskan penyebab dari ketakuatan atau kecemasan
·           Temani pasien
·           Sediakan pengobatan kecemasan
·           Ajarkan pasien metode mengurangi kecemasan
2
Koping Tidak Efektif
Koping
Kriteria Hasil :
·           Identifikasi pola koping yang efektif
·           Indetifikasi pola koping yang tidak efektif
·           Kontrol verbal
·           Gunakan sistem dukungan pribadi
·           Identifikasi strategi multiple coping
·           Gunakan strategi koping efektif
·           Laporkan penurunan dari perasaan negatif
·           Laporkan peningkatan kenyamanan jiwa
Peningkatan Koping
Aktivitas :
·           Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi gambaran nyata dari perubahan peran
·           Nilai dan diskusikan respon alternatif untuk situasi
·           Sediakan suasana yang menerima
·           Evaluasi keputusan membuat kemampuan pasien
·           Anjurkan sedikit demi sedikit penguasaan dari situasi
·           Anjurkan aktivitas masyarakat dan sosial
·           Akui latar belakang budaya dan spiritual pasien
·           Anjurkan menggunakan sumber spiritual
·           Bantu pasien untuk mengidentifikasi respon positif dari yang lain
·           Anjurkan pasien untuk identifikasi kelebihan dan kemampuan pasien













BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).
Kecemasan mungkin hadir pada beberapa tingkat dalam kehidupan setiap individu, tetapi derajat dan frekuensi dengan yang memanifestasikan berbeda secara luas. Respon masing-masing individu memiliki kecemasan berbeda. Tepi emosional yang memprovokasi kecemasan untuk merangsang kreativitas atau kemampuan pemecahan masalah, yang lainnya dapat menjadi bergerak ke tingkat patologis.
Kecemasan terdiri dari beberapa tingkat yaitu ansietas ringan, ansietas sedang, ansietas berat, dan panik.
4.2 SARAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar